Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo, memastikan kondisi masyarakat yang melaksanakan ibadah di gereja dan aktivitas ekonomi sudah berjalan normal pascateror bom gereja di Surabaya.
"Di sini pemerintah, polisi dan TNI meyakinkan kepada masyarakat bahwa keamanan terkendali. Langkah ini juga ditindaklanjuti, kalau seperti perintah Presiden adalah memberantas sampai akar-akarnya. Jadi dicari dan dicabut biar (teroris) tidak berkembang," ujar Gubernur saat di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya Jalan Polisi Istimewa.
Soekarwo mengatakan, aktivitas masyarakat yang beribadah ke gereja stabil dan tidak ada perubahan usai ledakan bom gereja pekan lalu. Begitu juga dengan masyarakat yang beraktivitas sosial dan ekonomi, berjalan seperti biasa.
"Pemerintah menjaga betul. Bahkan ini puasa, memang tiga hari sempat agak shock, tapi melihat kehadiran pemerintah diwakili TNI dan polri masyarakat menjadi lebih tenang," kata Soekarwo.
Pantauan Suarasurabaya.net, selain mengunjungi Gereja Katedral Surabaya, rombongan gubernur juga mengunjungi GKI Jalan Ngagel, Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, dan Gereja GKI Jalan Diponegoro.
Rombongan dikawal ketat oleh anggota Brimob dan TNI bersenjata lengkap. Selain itu, jalanan yang dilewati rombongan juga steril.
Pengamanan di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya diperketat. Penjagaan oleh personel TNI, Brimob Polri, hingga Banser dilakukan saat proses peribadatan di Gereja Jalan Polisi Istimewa, Minggu (20/5/2018).
Selain personel keamanan bersenjata lengkap yang siaga, tempat parkir juga berubah. Yang tadinya kendaraan boleh parkir di dalam halaman gereja, sekarang harus di luar gereja. Hal ini untuk mengantisipasi gangguan keamanan.
Romo Yuventius Fusi Nusantoro Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya mengatakan, prosesi ibadah di Gereja Katedral sudah kembali normal. Memang saat teror bom pada di tiga gereja Minggu lalu, aktivitas di Gereja Katedral sempat dihentikan karena untuk mengantisipasi ancaman keamanan.
"Sekarang sudah normal. Hanya saja, untuk parkir lebih ada pengetatan. Untuk mobil dan motor tidak boleh lagi masuk gereja, parkir mobil disiapkan di kawasan SMAK St. Louis dan halaman Universitas Widya Mandala. Untuk parkir motor di sekolah SD St. Katarina," katanya.
Romo Yuventius mengatakan, penjagaan oleh anggota TNI dan Polri dilakukan saat ada peningkatan jumlah jemaat yang melakukan misa. Seperti misa hari Minggu dan hari besar akan diperketat penjagaannya.
"Jam padat petugas TNI dan Polri pasti berjaga. Selebihnya, relawan umat juga berjaga bergantian siang dan malam. Kami juga dibantu Banser Ansor Surabaya," katanya.
Selain penjagaan ketat, tampak juga mobil PMK Kota Surabaya berada di luar gereja. Selain itu lalu lintas tepat di depan gereja juga ditutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar