Breaking

Selasa, 05 Juni 2018

Perakit Bom Universitas Riau (UNRI)


BeritaDunia118 - Perakit bom Universitas Riau (UNRI), pria berinisial Z adalah seorang mahasiswa Alumnus Jurusan Pariwisata di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ditangkap di Gelanggang mahasiswa Fisip pada Sabtu, 2 Juni 2018.

Pria yang disapa dengan Jek ini meskipun sudah lulus, dia masih aktif bersama Mapala Sayang Akan Kelestarian Alam Indonesia (SAKAI) UNRI.

Jek merupakan alumnus Fisipol UNRI tahun 2003. Sementara dua temennya juga ditangkap dan berstatus saksi, yakni D merupakan Alumnus Fisipol UNRI tahun 2004 dan K mahasiswa Fisipol UNRI angkatan 2012 baru saja menyelesaikan ujian Skripsi.

Sampai saat ini, Mutiara masih belum percaya bahwa ketiga seniornya disebut polisi sebagai terduga polisi. Mereka sudah lama kenal, sehingga tidak sedikit pun dia melihat ada hal yang tidak wajar sampai berhubungan dengan aksi teror.

Mutiara mengatakan "kalau kegiatan disini, Bang Jek sama kayak abang yang lainnya. Kunjungan, lihat adik-adiknya".

Dari penampilan, Mutiara juga menjelaskan bahwa Jek sering berpakaian bagaikan seorang aktivis pecinta alam dan kebanyakan. Jek juga di sebut juga sebagai seorang humoris dan menjadi temen bercanda Mutiara dan tidak pernah marah.

Lalu, mengapa Jek bisa memiliki bom dan disimpan di Sekretariat Mapala Sakai yang berada di Gelanggang Mahasiswa itu?

"Biasanya di gelanggang dikunci. Tapi Bang Jek merasa itu adalah bagian dari dia, dibuka. Kan pakai gembok, mungkin dibongkar," sebutnya.

Di salah satu ruangan dalam sekretariat Sakai disimpan bom yang tak pernah diketahui Mutiara. Apalagi selama ini, Jek tak terlihat membawa barang yang aneh, baik itu berupa ransel, ataupun lainnya.

Terkait hubungan Jek dan K, Mutiara menyebutnya sebatas senior dan junior. Keduanya juga disebut tak pernah berkomunikasi intens dan tak pernah pergi berdua.

"Untuk K sendiri, kami berpikiran bahwa dia tidak terlibat. Saya rasa dia hanya sebatas saksi. Kami sepenuhnya mempercayakan keadilan kepada yang berwajib,," kata Mutiara.

Selaku pimpinan di Mapala itu, Mutiara menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia. Dia juga menyatakan Mapala Sakai tidak pernah mendidik anggotanya dengan paham radikal yang mengarah ke terorisme.

"Kami minta maaf, karena kejadian ini membuat resah," ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox